Cara Perawatan Pohon Mangga Agar Cepat Berbuah dan Lebat [ Konvensional ataupun Tambulampot ]


pohon mangga
(tidak terawat)


Agar pohon mangga cepat berbuah lebat dan tumbuh subur, perlu dilakukan perawatan tanaman dan tentunya perawatan ini akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya budidaya pohon mangga.
Adapun perawatan tanaman secara berkala yang paling sederhana adalah pemupukan dan pemangkasan.

Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan hara tanah, sedangkan pemangkasan bertujuan untuk merangsang pembungaan dan membuang ranting yang tidak produktif.

Selain pemangkasan, juga perlu dilakukan pengendalian hama penyakit, penyiraman tanaman, penjarangan buah, dan pembungkusan.

Pemangkasan tanaman dilakukan pada awal pertumbuhan tanaman yaitu untuk membentuk tajuk, yang dilakukan pada awal musim hujan, dan sebulan setelah pemupukan.

Pemangkasan dilakukan tepat pada ruas atau buku tanaman, sekitar 50-60 cm diatas permukaan tanah.

Pilih 3-4 cabang dari cabang-cabang yang tumbuh setelah pemangkasan. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun.

Saat tunas-tunas baru tumbuh kembali, lakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas.

Pemangkasan ketiga dilakukan 1 tahun kemudian dengan cara yang sama dengan pemangkasan tahap ke-2.

Setelah tajuk tanaman terbentuk rapi, kita tinggal melakukan perawatan dengan melakukan pemangkasan tunas air setelah masa panen.

Tujuannya untuk merangsang pembentukan bunga kembali dan meminimalkan pemborosan hara karena ranting-ranting yang tidak produktif.

Selain itu, juga untuk menjaga bentuk tajuk agar tidak tumbuh ke atas Sebaiknya, tajuk tanaman diarahkan untuk pertumbuhan ke samping agar nantinya tidak menyulitkan saat panen.

Pada budidaya mangga dengan tabulampot, pemangkasan juga penting untuk dilakukan.

Fungsinya tak jauh beda dengan budidaya konvensional. Pada prinsipnya, pemangkasan ditujukan untuk membuang bagian tanaman yang tidak bermanfaat seperti tunas air, daun, dan ranting kering atau batang-batang yang dijadikan tempat hidup benalu.

Pemangkasan juga dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya daun yang bertumpuk dan terlalu rindang. Daun yang bertumpuk akan menghalang masuknya sinar matahari dan mengurangi keefektifan proses fotosintesis.

Mengapa demikian?

Pada tanaman yang memiliki daun bertumpuk, sinar hanya akan diserap oleh daun dibagian atas. Sehingga, daun yang berada dibawahnya tidak mendapat sinar. Hasil fotosintesis pada daun atas akhirnya dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan regenerasi sel daun di bawahnya. Bila demikian, bunga dan buah tidak akan terbentuk. Sebab, tidak ada lagi cadangan makanan yang dimilikinya.

Pemangkasan sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pemangkasan ringan, pemangkasan sedang, dan pemangkasan berat.

Pemangkasan ringan ditujukan untuk membantu kelancaran pertumbuhan vegetatif tanaman, yaitu mengurangi tunas air, daun yang sudah tua, serta ranting-ranting dan batang yang tidak produktif.

Pemangkasan sedang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang seragam dan berimbang tajuknya. Tanaman tidak terlalu tinggi hingga transportasi hara tidak terganggu. Perlakuan ini dapat dilakukan setiap enam minggi, saat tanaman telah berusia satu tahun.

Pemangkasan berat bertujuan untuk merangsang pertumbuhan generatif demi merangsang munculnya bunga. Sama seperti pemangkasan sedang, pemangkasan berat juga boleh dilakukan bila tanaman sudah berusia satu tahun. Salah satunya dengan memangkas batang utama yang nantinya akan menumbuhkan tunas-tunas dan percabangan baru.

Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada musim hujan agar tumbuhan tunas baru segera terjadi. Selain itu, pada saat musim hujan ini tanaman aktif mengalami pertumbuhan. Sementara bila dilakukan pada musim kemarau, tanaman  akan mudah stres dan akhirnya berguguran karena minimnya suplai air.

Hal yang harus dilakukan sebelum memangkas tanaman adalah memastikan dulu kesiapan tanaman. Caranya dengan menebang salah satu cabang dahulu. Apakah bekas potongannya mengeluarkan getah atau air? Bila tanaman terlihat dan tidak bergetah, artinya tanaman harus disiram dulu selama 2 hari sebelum dipangkas.

Pemangkasan berat yang umum dilakukan memiliki beberapa pola, yaitu pola 3-3-3 dan 1-3-9. Pola 3-3-3 maksudnya adalah memangkas batang utama, pemelihara 3 cabang primer, 3 cabang sekunder, dan 3 cabang tersier. Pemangkasan 1-2-9 artinya, pemangkasan batang utama, pelihara 3 cabang primer dan 9 cabang sekunder.

Pertahankan cabang utama dengan panjang 75 cm-100 cm. Sementara cabang primer dan sekunder panjangnya dipelihara sepanjang 30 cm – 50 cm. Dari pemangkasan cabang primer dan sekunder ini nantinya akan muncul bakal bunga.

Pemangkasan juga bertujuan untuk menjaga agar tanaman tetap sehat dan sanitasinya baik, yaitu dengan memangkas cabang-cabang yang sakit dan cabang-cabang yang terlalu rindang agar kelembapannya berkurang. Bila tanaman terlalu lembap, jamur, dan penyakit mudah hinggap.

1.Teknik Pemangkasan
Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada tanaman saat usia produktif untuk memangkas tunas air yang biasanya tumbuh pasca panen. Cabang yang dipangkas adalah dengan sudut yang kecil, cabang atau ranting yang sakit maupun yang terserang hama.

Kemudian cabang yang dipangkas selanjutnya dibakar ditempat yang agak jaug dari tanaman untuk mencegah berkembangnya penyakit. Pangkaslah daun-daun dan ranting yang terlalu rimbun, ranting yang bersilangan atau bertumpukan yang dapat menghalangi masuknya sinar matahari.

Selanjutnya pilihlah tajuk tanaman yang paling atas untuk dipangkas berjarak satu ruas ujung dari ranting bekas munculnya buah. Tujuannya adalah agar tanaman tetap dalam ketinggian optimal. Kemudian carilah dahan atau ranting yang tumbuh ke arah dalam maupun ke bawah atau dipangkas. Buatlah sebuah catatan seperti kartu kendali pemangkasan.

2. Penyilangan tanaman
Selain pemangkasan perlu dilakukan penyiangan saat penggemburan dan pemupukan. Rumput/gulma yang sudah dicabut bisa dibenamkan atau dibuang ke tempat yang lain agar tidak tumbuh lagi. Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput disekitar pangkal batang perlu digemburkan.

Biasanya, pada awal musim hujan. Penggemburan tanah dikebun mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.

3. Penjarangan Buah
Penjarangan buah perlu dilakukan, terutama pada buah pertama. Hal ini tidak lain agar buah dapat tumbuh engan optimal. Memang ada rasa sayang saat melihat gerombolan buah yang bergelantungan itu harus dibuang. Mungkin dalam hati, kita berangan semua buah itu akan tumbuh itu akan tumbuh besar dan manis.

Namun justru sebaliknya, semakin banyak jumlah buah tentu semakin kecil ukurannya karena hara yang diserap harus dibagi dengan banyaknya buah yang ada.

Penjarangan ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas buah agar ukurannya lebih besar, bersih, dan bebas dari serangan penyakit. Rangkaian buah yang terlalu banyak dapat menyebabkan buah menjadi cacat dan mudah terserang penyakit.

4. Pembungkusan
Pemubungkusan atau pembrongkosan buah dapat dilakukan untuk mencegah serangan hama pada buah. Umumnya, masyarakat menggunakan kantong semen atau plastik untuk membungkus buah agar tidak terserang hama dan penyakit. Dengan membungkus buah saat buah masih muda, kita akan mendapatkan panen yang cantik, mulus, dan bebas penyakit.

Kandungan gula dalam buah juga tidak akan tergerus hujan bila kita membungkusnya. Namun,, biasanya pembungkusan buah hanya dilakukan pada buah-buahan yang terjangkau tangan saja contohnya adalah buah dari tanaman tabulampot. Hal ini tidak lain disebabkan faktor kenadala berupa ketinggian dan rimbunnya buah.

Pembungkusan pada buah yang selama ini dikenal terdiri dari dua macam, yaitu cara Thailand dan cara Jawa Timur.


sumber :
http://www.tanamanku.net

Kontak :

Untuk mengirim pesan silahkan gunakan tombol dibawah ini.

WhatsApp Via SMS